Terakhir Kali Ngamuk pada 1963, Gunung Agung Meletus Hampir Setahun

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah pengungsi di sekitar Gunung Agung, Bali, terus bertambah.

Berdasarkan catatan sementara, jumlah pengungsi akibat adanya aktivitas vulkanik di gunung tersebut mencapai 1.259 orang.

"Jumlah pengungsi terus bertambah, mengingat belum semua data dilaporkan ke Pusdalops BPBD Bali," ujar Sutopo dalam keterangan tertulis, Kamis (21/9/2017‎).

Menurut Sutopo, masyarakat sudah berinisiatif mengungsi meski belum ada perintah untuk mengungsi dari pejabat berwenang. ‎

Sebagian besar masyarakat mengungsi karena pengalaman masa lalu, saat Gunung Agung meletus tahun 1963. Gempa vulkanik yang sering terjadi saat ini mirip dengan kejadian sebelum Gunung Agung meletus tahun 1963.

"Letusan saat itu berlangsung hampir selama setahun, yaitu 18/2/1963 hingga 27/1/1964. Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka," ungkapnya.

Menurut Sutopo, ‎tidak mudah menangani pengungsi. Apalagi, pengungsi akibat erupsi gunung api yang jumlahnya besar, dan tidak diketahui lama waktu pengungsiannya.

Sutopo mengatakan, ‎saat ini sudah banyak tenda pengungsi didirikan di sekitar Gunung Agung. Namun, umumnya mengungsi di tenda tidak nyaman, karena panas. Dan jika terjadi erupsi disertai hujan abu dan pasir, tenda dapat roboh seperti saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010.

Banjar atau balai desa adalah tempat pengungsian yang lebih nyaman. Begitu juga mengungsi di kerabat atau desa sekitarnya.

"BNPB telah menyarankan agar dicari desa-desa di sekitarnya yang aman dan bisa menampung pengungsi. Model ini dikenal sister village seperti yang banyak dikembangkan di sekitar Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta," tuturnya.

Sutopo mengimbau masyarakat tetap tenang. Pemerintah dan pemda bersama unsur lainnya pasti akan melindungi masyarakat. Saat ini masih terus disiapkan sarana dan prasarana di pos pengungsian. Prioritas pengungsian adalah kelompok rentan, yaitu balita, ibu hamil, lansia, dan penyandang disabilitas.